KESATUCO. Di Kabupaten Garut ada salah satu aktivis yang kerap menyoroti kebijakan Pemerintah Kabupaten Garut terkait Pedagang Kaki Lima (PKL). Seakan tak punya rasa lelah, pria ini terus berusaha agar PKL di kota yang dijuluki Kota Intan tidak punah.
Selama belasan tahun, pria ini memperjuangkan hak-hak PKL. Terlebih lagi, ketika Pemkab Garut mengeluarkan regulasi tentang Peraturan Daerah (perda) Nomor 18 Tahun 2017.
Sosok ini mengutuk keras kebijakan Pemkab Garut yang diduga tidak memahami Perpres Nomor. 125 Tahun 2012 dan Permendagri Nomor. 41 Tahun 2012.
Dibalik perjuangannya, banyak pihak yang mempertanyakan penghasilan tetap pria berkepala pelontos dan berjanggut panjang ini, selama menjalankan profesinya sebagai aktivis PKL.
Seakan tidak peduli dengan rasa lelah dan omongan orang lain, figur yang satu ini terus berteriak meminta Pemkab Garut untuk memperhatikan kesejahteraan dan kenyamanan PKL menjalankan aktifitasnya.

-
Namun, bukan itu yang membuat media ini membahas pria tersebut. Tetapi, bahasan rubrik Siapa Dia kali ini terkait kualitas kopi yang dijualnya. Nama Kang Rawink Rantik, mirip dengan salah satu nama pahlawan dalam dongeng yang sangat melegenda di Jabar, yakni tokoh fiksi Si Rawink.
Kata salah satu pelanggannya, Kopi Rawink Rantik rasanya garang, segarang orangnya. "Rasa kopi yang dijual Kang Rawink sangat enak dan khas. Aromanya sangat garang, segarang rasa kopi yang sebenarnya. Walaupun orangnya seperti garang, tetapi dia sangat baik. Dia juga memiliki keterampilan meracik kopi cukup hebat," ujar Dankoti Pemuda Pancasila Kabupaten Garut, Indra Kristian.
Hari Selasa sore diawal tahun 2020, di salah satu pertigaan Jalan Patriot Nomor 26, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut nampak pria berbadan sedang namun tegap, sedang menggiling kopi hitam dari bungkus berwarna hitam.
Pada kemasan kopi tersebut tertulis Coffee Si Rawink, lengkap dengan gambar kepala botak dengan janggut yang menutupi leher. "Assalaamualaikum.. Wiih lagi ngeracik kopi apa nih kang," ujar media ini sambil menyodorkan tangan kanan kearah Si Rawink.
Walaupun wajahnya nampak sedikit garang, tapi ternyata pria ini memiliki perangai yang bersahabat. Melihat kehadiran media kesatu.co pria ini langsung tersenyum lebar dan membalas pertanyaan media.
"Biasa kang. Lagi ngeroasting Kopi Garut. Gimana kabarnya," ujar Rawink balik menyapa, sambil memegang tangan kanan reporter media ini.
Saat itu, nampak biji kopi berwarna coklat kehitaman dimasukan kedalam Binder, alat kecil penghancur biji kopi. Setelah itu, ia mengambil kopi yang sudah halus dan diseduh kedalam gelas kecil berwarna bening.
"Sudah lama tidak bertemu, pasti rindu sama aroma kopi khas Garut. Silahkan diminum, kalau mau ditambah susu, silahkan ambil susu kemasan. Ini sudah saya siapkan untuk semua tamu yang berkunjung ke tempat saya," ujar Rawink sambil menyodorkan kopi yang tercium aromanya begitu wangi dan menambah rasa penasaran terhadap rasa kopinya.
Sambil meniup kopi panas yang sudah disajikan, tanpa basa-basi, media inipun langsung menanyakan apa nama kopi yang ada dalam kemasan tersebut. "Kopi apa nih kang?. Dikatakannya, kopi itu adalah salah satu kopi terbaik di Kota Garut. Kopi ini memiliki aroma yang khas dan rasa yang nikmat.
"Ini kopi asli Garut yang diolah oleh petani kopi profesional. Rasanya tiada tandingannya. Semua orang yang datang ke tempat saya, baik sesama aktivis, pedagang, politisi, penegak hukum, pengusaha maupun pejabat ketagihan dengan kopi ini. Yang saya buat ini namanya Kopi Wine," ujar Rawink dengan nada bangga.
Jadi ini pendapatan akang sehari-hari? Tanya media kesatu.co. "Betul kang. Selama ini saya bisnis jual beli kopi Garut. Karena kualitasnya, saya tidak kesulitan memasarkannya. Hasil dari penjualan kopi sangat lumayan menguntungkan," kata Rawink sambil mengangkat jempol kanannya.
Menurut Rawink, SDA (Sumber Daya Alam) Kabupaten Garut sangat berlimpah. Seperti kata pepatah, melempar kayu jadi tanaman merupakan fakta nyata di tanah Garut. Apalagi untuk tanaman kopi. Rasanya pasti enak karena ditunjang oleh iklim dan area yang dikelilingi berbagai gunung besar dan hutan.
"Garut ini iklimnya tropis. Dingin dan sejuk. Garut menjadi salah satu tempat terbaik untuk tanaman kopi. Apalagi kopi ini diracik oleh petani ahli dibidang racikan kopi," terang Rawink.
Menurut Rawink, sudah hampir lima tahun ini menjual kopi Garut. Namun, untuk membuat kemasan ia lakukan beberapa bulan ini. Sebelumnya, ia menjual dengan kemasan polos tanpa gambar.
"Masukan dari kawan-kawan dan relasi untuk membuat kemasan sendiri, saya pun mencoba membuatnya. Hasilnya bagi saya sangat bagus, seirama dengan karakter saya. Keras tetapi nikmat," ujarnya sambil berseloroh.
"Dengan kemasan ini penjualan semakin laris. Banyak pemesan dari berbagai daerah, termasuk dari Jakarta," tambah Rawink.
Untuk jenis kopinya, Rawink menyediakan aneka jenis dan rasa yang bervariatif. "Selera konsumen itu beda-beda. Maka saya juga menyediakan aneka kopi. Yang cukup laris di kalangan pejabat adalah kopi Robusta, Arabika, Wine, Cascara dan lainnya," ujar Rawink.
Rawink juga menjual kopi dalam bentuk biji. Sehingga konsumen bisa menggiling sendiri sesuai selera. (aa)