Kota Bandung Waspada Bencana Hidrometeorologi Selama Musim Kemarau Basah

- Kamis, 21 Juli 2022 | 13:59 WIB
Banjir di Jalan Sapan. (Ayobandung.com/Kavin Faza)
Banjir di Jalan Sapan. (Ayobandung.com/Kavin Faza)

KESATU.CO- Masyarakat Kota Bandung diimbau waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama musim kemarau basah.

Bencana hidrometeorologi selama musim kemarau basah yang harus diwaspadai masyarakat Kota Bandung tersebut salah satunya, genangan air hingga banjir.

Hal ini disampaikan Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Muda Data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Yan F Permadhi dalam siaran pers yang diterima KESATU.CO di Bandung, Kamis, 21 Juli 2022.

Baca Juga: Musim Kemarau Basah, Waspada Potensi Kesulitan Air Bersih di Kota Bandung

Menurut Yan F Permadhi, Kota Bandung diketahui sudah memasuki musim kemarau sejak awal Juli 2022. Namun, musim kemarau tahun ini merupakan kemarau basah.

Disebut kemarau basah karena intensitas curah hujan di Kota Bandung di atas normal yakni, melebihi 20 sampai 100 persen.

“Bahkan pada Juni kemarin (Juni 2022), curah hujan di Kota Bandung sudan mencapai 80 sampai 100 persen dari normalnya, jelas Yan F Permadhi dalam siaran pers yang diterima KESATU.CO di Bandung, Kamis, 21 Juli 2022.

Baca Juga: Peringatan BMKG Hari ini; Waspada Gelombang Tinggi 1,25 Sampai 6 Meter di Sebagian Wilayah Indonesia

Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu yakni, 15 sampai 16 Juli 2022 Kota Bandung diguyur hujan seharian penuh. Padahal pada tanggal tersebut masih dalam kondisi musim kemarau.

Lebih lanjut ia menjelaskan, faktor fenomena hujan seharian penuh di tengah musim kemarau basah tersebut berasal dari Indian Ocean Dipole atau IOD negatif dan gelombang ekuator.

Belum lagi karena faktor penyebab musim kemarau basah atau intensitas curah hujan tinggi yang terjadi Kota Bandung tersebut, karena aktifnya la nina yang sudah berjalan sejak tahun lalu.

Baca Juga: Peringatan BMKG Hari ini; Waspada Gelombang Tinggi 1,25 Sampai 6 Meter di Sebagian Wilayah Indonesia

Namun, kondisi saat ini la nina cenderung mulai melemah. Sehingga intensitas curah hujannya tidak terlalu ekstrem.

“Perkiraan netralnya (kondisi la nita) akan berlangsung di September mendatang,” kata dia.

Meskipun la nina cenderung melemah, tetapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang masih tetap tinggi.

Halaman:

Editor: Fitri Rachmawati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pemkab Purwakarta Dorong Digitalisasi UMKM

Selasa, 23 Mei 2023 | 10:08 WIB

Terpopuler

X