KESATU.CO- Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh. Ermariah mengimbau masyarakat agar tak menggunakan plastik atau kresek untuk membungkus daging kurban.
Lantaran plastik mengandung zat-zat kimia berbahaya yang bisa mengontaminasi atau meracuni daging kurban.
Salah satunya, plastik hitam yang terbukti mengandung zat- zat kimia berbahaya yang bakal merusak kualitas daging kurban.
Baca Juga: Persiapan Idul Adha, ini yang Dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian alias DKPP Kota Bandung
“Sifat daging itu mudah menyerap bau, kotoran dan bakteri. Kalau kita pakai plastik hitam khawatirnya akan terserap oleh daging zat-zat kimia yang ada di plastik,” drh. Ermariah, Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung dalam siaran pers Humas Pemkot Bandung, Jakarta, Kamis, 30 Juni 2022.
Selain plastik hitam, drh. Ermariah pun mengimbau masyarat untuk menghindari penggunaan anyaman bambu (besek), karena kurang baik.
“Anyaman bamboo atau besek sebenarnya harus dihindari, karena kotorannya juga bisa menempel di daging dari sela-selanya,” ucap dia.
Baca Juga: Kenali Tanda Hewan Kurban Berpenyakit TBC Paru, Antraks hingga Pnemonia
Alangkah lebih baiknya kata drh. Ermariah, menggunakan plastik transparan atau plastik organik food grade karena dipastikan tidak mengandung zat-zat berbahaya yang bisa mengontaminasi daging.
Periksa Kelayakan Hewan Kurban Sebelum Dikonsumsi
Lebih lanjut ia menjelaskan, terkait kelayakan daging kurban. Untuk menentukan layak atau tidaknya daging dikonsumsi.
Perlu dilihat dari pemeriksaan sebelum dipotong atau antemortem. Setelah itu baru dilihat dari proses penyembelihannya atau setelahnya (postmortem).
Baca Juga: Kenali Tanda Hewan Kurban Berpenyakit TBC Paru, Antraks hingga Pnemonia
Pemeriksaan seperti organ-organ dalam lainnya seperti, jeroan dan tulang sangat memengaruhi kualitas daging.
Setelah itu, baru bisa diputuskan apakah daging tersebut layak konsumsi atau memang harus dimusnahkan.
“Dari hasil pemeriksaan tersebut bisa mengetahui penyakit apa yang diderita oleh sapi tersebut sehingga kita bisa mengambil keputusan,” jelas dia.
Artikel Terkait
Ridwan Kamil: 40 Persen Ternak yang Terpapar PMK Sudah Sembuh
Kuota Vaksin PMK Terbatas, Jawa Barat Memprioritaskan Vaksinasi Hanya untuk Sapi Perah
Pemprov Jawa Barat Butuh 1,8 Juta Dosis Vaksin Cegah Penyakit Mulut dan Kuku alias PMK
DKPP Jawa Barat Sebut 25 Kabupaten dan Kota di Jabar Terjangkit PMK
Cegah Wabah PMK, Pemkot Bandung Memvaksinasi 200 Hewan Ternak
Pemkot Bandung Butuh Penambahan Vaksin Cegah Penyakit Mulut dan Kuku alias PMK
Kuota Vaksin Terbatas, Vaksinasi PMK di Kota Bandung Diprioritaskan untuk Anak Sapi
Progres Vaksinasi Cegah PMK, Pemkot Bandung Baru Memvaksinasi 78 Ekor Sapi
Vaksinasi PMK Dikebut, Ema Sumarna Klaim Sapi di Kota Bandung Sehat dan Layak Dikonsumsi
Kurban Bebas PMK, DKPP Kota Bandung Mempersiapkan 157 Petugas Turun ke Lapangan Periksa Postmortem