Disdagin Kota Bandung Sebut Rantai Pasok Terlalu Panjang Buat Harga Minyak Goreng Masih Mahal di Pasar

- Minggu, 5 Juni 2022 | 22:00 WIB
Wali Kota Bandung Yana Mulyana (paling kanan) saat pengecekan harga minyak goreng curah di pasar*/ (Humas Pemkot Bandung/)
Wali Kota Bandung Yana Mulyana (paling kanan) saat pengecekan harga minyak goreng curah di pasar*/ (Humas Pemkot Bandung/)

KESATU.CO-Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyebutkan salah satu faktor harga minyak goreng curah masih tergolong mahal di Bandung, karena rantai pasoknya terlalu panjang.

Selain itu faktor lainnya yakni, banyak pedagang yang tidak membeli minyak goreng curah melalui apliasi Simirah.

Simirah merupakan aplikasi sistem informasi yang disediakan Kementerian Perindustrian bagi para produsen, distributor (D1), subdistributor (D2) dan pengecer minyak goreng curah.

Baca Juga: Minyak Goreng Curah Masih Mahal, Pemkot Bandung Imbau Pedagang Beli ke Distributor Simirah

Melalui aplikasi Simirah ini, bisa terlihat berapa harga jual minyak goreng dari produsen ke D1, D1 ke D2, sampai ke pengecer.

Aplikasi Simirah ini pun sebagai upaya pemerintah untuk memutus rantai pasok atau distribusi minyak goreng yang panjang, yang membuat harga minyak goreng mahal di tangan konsumen.

“Faktor masih tingginya harga minyak goreng curah di Kota Bandung karena rantai distribusi yang panjang,” kata dia Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kementrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa dalam siaran pers Humas Pemkot Bandung, Minggu, 5 Juni 2022.

“Kebanyakan (pedagang) yang jual (minyak goreng) di atas HET itu karena mereka mendapatkan minyak bukan dari distributor atau subdistributor yang tidak terdaftar pada aplikasi sistem informasi minyak goreng curah (Simirah),” ungkap dia.

Baca Juga: Ucapan Dukacita dan Doa Disampaikan Presiden Jokowi untuk Ridwan Kamil dan Keluarga

Sehingga tak heran harga jual minyak goreng curah di Kota Bandung pun akhirnya masih tinggi di tangan konsumen.

Hal yang terjadi di lapangan tidak semua pengecer atau pedagang membeli miyak goreng dari D2, atau subdistributor, karena mungkin ada kendala tersendiri.

Alhasil pengecer yang harusnya menjual Rp15.500 per kilogram, tapi karena beli ke sesama pengecer jadi lebih mahal, karena kembali lagi mereka ingin dapat untung.

Baca Juga: 6 Game Android E-sport Terbaru Cocok Buat Para Pemula atau Cocok untuk Latihan

Oleh sebab itu, Disdagin Kota Bandung mengimbau pedagang atau pengecer membeli minyak goreng lewat aplikasi Simirah. Sehingga pedagang bisa membeli minyak goreng curah dengan harga murah, dan bisa menjualnya kembali sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Untuk menekan harga minyak goreng curah diatas HET, Disdagin Kota Bandung terus berkoordinasi dengan para distributor.

Halaman:

Editor: Fitri Rachmawati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pemkot Sukabumi Optimis Raih PPD Tingkat Nasional

Selasa, 4 April 2023 | 12:15 WIB

Di Sukabumi, Ketua PWI Kena Doorstop Pejabat

Kamis, 9 Februari 2023 | 16:02 WIB

Pemkot Sukabumi Dorong Pengembangan Bambu

Kamis, 9 Februari 2023 | 08:31 WIB

Musrenbang Kecamatan, Fahmi : 70 Persen Usulan Fisik

Jumat, 3 Februari 2023 | 16:23 WIB

Demi Rekor MURI, Wali Kota Langsung Turun Tangan

Jumat, 3 Februari 2023 | 15:47 WIB

Halaqoh Kebangsaan PCNU Kabupaten Purwakarta

Kamis, 19 Januari 2023 | 07:31 WIB

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Buka ITB JIT 2023

Minggu, 15 Januari 2023 | 14:20 WIB

Terpopuler

X