KESATU - Kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng (migor) di masyarakat masih menjadi persoalan yang belum dapat diselesaikan. Walaupun, Pemerintah Pusat telah telah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) migor selama tiga bulan untuk kelompok masyarakat tertentu dan Pedagang Kaki Lima (PKL).
Ketua Komisi V DPRD Jabar, Abdul Harris Bobihoe mengungkapkan, aplikasi Sapawarga besutan Pemprov Jabar dinilai cukup membantu masyarakat untuk mendapatkan migor. Meskipun persoalan migor tidak menjadi kewenangan pemerintah daerah.
"Saya kira ini solusi yang terbaik. Insyaallah kami dari DPRD terus mendukung ini," ungkap Harris di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (16/4).
Baca Juga: Mundur dari PSI, Tsamara Amany Pamer Foto Bareng Luhut Binsar Panjaitan, Sinyal Merapat ke Golkar?
Harris mengaku saat dirinya dan anggota DPRD Jabar lainnya berkunjung ke Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing, masih banyak masyarakat yang mengeluhkan migor. Bahkan, masyarakat lebih memilih migor dibandingkan sarung lebaran.
"Ketika kami datang ke Dapil masing-masing, melihat masyarakat mengeluhkan tentang migor. Bahkan ketika kami menawarkan sembako atau sarung ke masyarakat, mereka lebih memilih migor saja," ucapnya.
Selain itu, ia mendukung langkah Gubernur Jabar, Ridwan Kamil yang menggunakan dana BTT untuk mensubsidi migor curah, selain digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Tadi Pak Gubernur mengatakan, dana untuk subsidi diambil dari BTT, dan saya sangat setuju. BTT memang disiapkan untuk ini di samping memang untuk Covid-19," ucapnya.
Artikel Terkait
Yana Mulyana Besok Dilantik Jadi Wali Kota Bandung, DPRD Berharap Bisa Melanjutkan Pemerintahan
Kekerasan Perempuan dan Anak, Transparansi Anggaran Jadi Catatan Penting PSI di Kepemimpinan Yana Mulyana
Jadi Wali Kota Bandung Definitif, Yana Mulyana Langsung Lantik 130 Pejabat di Pemkot Bandung
Dorong Pemulihan Ekonomi, Yana Mulyana Minta OPD hingga BUMD di Kota Bandung Belanja Produk Lokal
LKPP Minta Pemda Belanja Produk Lokal UMKM Minimal 40 Persen dari APBD