KESATU.CO, Belum lama dirayakan kemerdekaan bangsa ini pada tanggal 17 Agustus 2023 dan begitu meriahnya perhelatan dirgahayu RI tersebut.
Ini menunjukkan kecintaan rakyat terhadap negara Indonesia yang telah berjuang mempertahankan dan mengisi kemerdekaan selama 78 tahunan.
Indonesia tidak bisa “berdiri” dan berdikari selama ini bila salah satu aspek penopang Indonesia maju yakni sumber daya manusianya lemah.
Apalagi dengan percepatan teknologi yang demikian cepat, bila tidak diantisipasi, masyarakat akan jadi “korban” teknologi tanpa adab.
Teknologi bukan dijadikan peluang untuk mempercepat kemajuan tetapi malah jadi “alat” melemahkan dan ini terbukti salah satunya dengan dikenalnya negatifitas masyarakat Indonesia beronline, sebagai masyarakat no 1 yang kurang baik berdunia maya.
Ini terlihat dari laporan berjudul “Digital Civility Index (DCI), dimana terinformasikan bahwa netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-AsiaTenggara yang bermakna paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Batas Usia Pensiun ASN Diperpanjang, Begini Aturannya
“Bangsa ini harus dibangun oleh orang-orang yang mempunyai karakter, apabila bangsa ini gagal “mengarsiteki” pembangunan manusianya karena yang terpenting adalah moral masyarakat, maka Indonesia emas 2045 akan sulit secara ideal tercapai,” ujar Subchan Daragana, Sabtu (19/08/23).
“Apalagi presiden Indonesia, Bapak Joko Widodo telak-telak menuliskan bahwa tujuan dari pembangunan menuju Indonesia emas 2045 adalah sumber daya manusia,” ulas Founder Rumah Belajar Anak Pintar di Bandung ini.
Subchan Daragana atau yang akrab dipanggil mang gana menuturkan bahwa sebagus apapun rumah yang ditinggali, apabila orang-orang di dalamnya tidak “berfungsi” mendidik putra-putrinya dengan baik sehingga menjadi tidak bermoral, apa baiknya rumah tersebut, untuk apa kehadiran orang tuanya di situ.
Pendiri Sekolah Orang Tua ini pun berujar bahwa begitu juga dengan bangsa Indonesia yang besar ini, apabila para pemimpin pemerintahan tidak optimal sehingga tidak mampu mendidik sumber daya manusianya, hasilnya mereka akan memiliki mentalitas rapuh. Dan ini akan bersebrangan dengan tujuan atau visi Indonesia di depan.
Baca Juga: Satu Tahun MPP, Hadirkan Pelayanan Publik Prima Bagi Warga
Mang Gana pun menjelaskan bahkan “bonus demograsi di 30 tahun ke depan akan menjadi sia-sia apabila dari sekarang pembangunan soft skill orang-orang tidak dibina sejak dini, hasilnya banyak orang yang tidak berkompetensi.
“Terbayang bila pendidikan moral tidak dibina dari sekarang, maka hasilnya anak-anak kita tuh akan baperan atau selalu bawa perasaan bila menghadapi persoalan, tidak bertanggung jawab terhadap diri dan sekitarnya dan ini sungguh miris,”papar pengusaha Bandung ini.
“Bagaimana mau cinta NKRI, bagaimana mau memiliki ownership, bagaimana mereka mau memiliki kejujuran apabila pembinaan mentalitas tidak dibina sejak kecil,” ulas Mang Gana.