KESATU.CO - Anak perempuan memiliki risiko lebih tinggi menjadi korban pelecehan karena berbagai faktor yang melibatkan interaksi sosial, stereotip gender, dan kekuasaan.
Belum lama beredar kabar, bagaimana ayah sambung seorang artis tega melakukan pelecehan sexual terhadap anak tirinya. Atau, bagaimana calon legislatif daerah dari partai tertentu, harus jadi bulan-bulanan masa karena menghamili putri kandungnya.
Ayah yang menjadi simbol perlindungan idealnya menjadi garda depan yang melindungi buah hatinya di rumah. Namun, yang terjadi kadang sebaliknya, mereka jadi “predator” bagi anak perempuan di rumah.
Agar tidak terulang kejadian serupa, adakah solusinya?
Baca Juga: Aman Berkendaraan di Jalan, Mengapa Harus Taat Aturan ?. Begini Alasannya.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap dan detail, apa yang menjadi sebab anak perempuan rentan menjadi korban pelecehan:
1Stigma dan Stereotip Gender: Dalam banyak budaya, anak perempuan sering dianggap lemah atau lebih rentan daripada anak laki-laki.
Stereotip ini dapat menyebabkan penurunan keyakinan diri dan rasa kepercayaan diri pada anak perempuan.
Penilaian negatif terhadap kemampuan mereka dapat memudahkan pelaku pelecehan untuk memilih mereka sebagai target.
2.Kekuasaan dan Kontrol: Pelecehan sering kali berkaitan dengan penggunaan kekuasaan dan kontrol.
Anak perempuan, terutama yang masih anak-anak, sering kali memiliki ketergantungan pada orang dewasa atau figur otoritas.
Baca Juga: 5 Ide Menu Makan Siang Lezat dan Bergizi untuk Segarkan Hari Anda
Pelaku pelecehan dapat memanfaatkan posisi mereka untuk memanipulasi dan mengontrol anak perempuan.
3.Kerentanan Fisik: Anak perempuan cenderung lebih rentan secara fisik karena perbedaan kekuatan fisik dan ukuran tubuh dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk membela diri atau melarikan diri dari situasi berbahaya.
4.Kurangnya Pendidikan dan Informasi: Di beberapa tempat, akses terhadap pendidikan yang layak dan informasi tentang hak-hak mereka masih terbatas bagi anak perempuan.