KESATU.CO - Kehamilan trimester awal yang terpapar campuran bahan kimia pengganggu hormon (endocrine-disrupting chemicals) – yang lazim ditemukan pada produk konsumen sehari-hari – bisa berisiko menurunkan IQ (kecerdasan) pada anak usia enam atau tujuh tahun.
Tim ilmuwan dari Erasmus Medical Center, Rotterdam, bekerja sama dengan the Faculty of Social Sciences of the Erasmus University Rotterdam, Belanda, mempublikasikan hubungan berisiko antara paparan bahan kimia Bisfenol A (BPA) selama masa kehamilan dan perkembangan IQ anak.
“Meskipun sudah ada beberapa studi tentang hubungan ini, temuan-temuan selama ini hasilnya belum selalu konsisten,” papar tim peneliti dari Belanda dalam jurnal Environmental Health Perpectives yang diterbitkan pada 27 Juli 2020, tentang pentingnya penelitian mereka untuk melihat potensi risiko BPA pada IQ anak.
Baca Juga: Bakal Digelar Oktober, Local Media Summit 2023 Soroti AI dan Pendanaan Global
Penelitian sebelumnya kadang menunjukkan hasil yang beragam. Ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa penelitian-penelitian sebelumnya memiliki jumlah sampel yang lebih kecil, sehingga hasilnya kurang konsisten.
Selain itu, sebagian besar penelitian sebelumnya hanya memeriksa paparan BPA pada trimester ketiga kehamilan, padahal waktu lain selama kehamilan boleh jadi juga memiliki dampak risiko pada anak.
Untuk mengatasi keterbatasan itulah, maka penelitian yang lebih baru ini menggunakan data dari banyak ibu hamil dan anak-anak mereka. Tim peneliti Belanda mengamati paparan BPA pada berbagai tahap kehamilan dan menguji anak-anak saat berusia 6 tahun untuk mengukur kecerdasan nonverbal mereka.
Baca Juga: Purnatugas sebagai Gubernur Jabar, Ridwan Kamil: Lega dan Fokus Keluarga
“Dari hasil penelitian ini, kita dapat lebih memahami bagaimana paparan BPA selama kehamilan bisa berpengaruh pada perkembangan kecerdasan anak. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hasil ini,” demikian paparan studi tersebut.
Studi di Belanda ini melibatkan lebih dari 1.200 pasangan ibu dan anak di Belanda. Mereka memeriksa urin ibu hamil untuk melihat kandungan BPA dan zat kimia lainnya. Anak-anak kemudian diuji kecerdasan IQ mereka saat berusia enam tahun.
Dalam upaya untuk memahami pengaruh BPA pada perkembangan kecerdasan anak, para peneliti menggunakan sebuah tes yang disebut Snijders-Oomen Nonverbal Intelligence Test–Revised (SON-R). Tes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan nonverbal anak.
Dalam tes ini, anak-anak diminta untuk menjalankan dua tugas yang tidak melibatkan penggunaan bahasa. Tugas pertama adalah menyelesaikan gambar-gambar yang menguji kemampuan berpikir visual dan spasial. Tugas kedua melibatkan pengelompokan objek-objek ke dalam kategori yang tepat. Tes ini telah diuji secara mendalam dan dianggap dapat diandalkan untuk mengukur kecerdasan anak.
Hasil dari tes ini bisa digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara paparan BPA selama kehamilan, dengan perkembangan kecerdasan anak pada usia 6 tahun.
Baca Juga: Bey Machmudin Resmi Penjabat Gubernur Jawa Barat
Hasilnya menunjukkan bahwa ibu yang memiliki paparan BPA yang lebih tinggi selama trimester awal kehamilan, cenderung memiliki anak dengan skor IQ nonverbal yang lebih rendah. Temuan ini tetap konsisten, bahkan setelah mempertimbangkan faktor lain seperti paparan BPA selama trimester tengah dan akhir kehamilan.
Artikel Terkait
Temui Anak Kelas 4 SD Penjual Sayuran, Uu Ruzhanul: Ajarkan Kita Kemandirian dan Kerja Keras
Ramdan Si Anak Putus Sekolah, Kini Tinggal di Rumah Om Zein
Anak Muda Punya Peran Penting Masifkan Zakat Lewat Medsos
Cuaca Dingin Akibat El Nino Sebabkan Anak Anak Sakit
DPRD Jawa Barat Dukung Pencegahan Perkawinan Anak dan Percepatan Penurunan Stunting
Tekan Kekerasan Perempuan dan Anak, Pemkot Bandung Perkuat Peran Puspel PP
Hadir Di Tengah Masyarakat Cigondewah Rahayu, Subchan Daragana Berikan Tip Sukses Didik Anak
Cegah Pernikahan Anak dan Percepat Turunkan Stunting, DPRD Jabar Siapkan Anggaran dan Aturan
Mengatasi dan Mencegah Gizi Buruk pada Anak, Ini Solusi dan Langkah-Langkah Efektifnya