Masuk Musim Pancaroba, Waspada Demam Berdarah Dengue alias DBD di Kota Bandung

- Minggu, 24 Juli 2022 | 16:31 WIB
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat sepanjang Januari-Juli 2022 terdapat 3.572 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung, 7 orang di antaranya mengalami kematian. mayoritas anak-anak (Pixabay)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat sepanjang Januari-Juli 2022 terdapat 3.572 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung, 7 orang di antaranya mengalami kematian. mayoritas anak-anak (Pixabay)

KESATU.CO-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau masyarakat waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) yang biasa muncul pada musim penghujan dan pancaroba seperti saat ini.

Dinkes Kota Bandung mencatat sepanjang Januari hingga Juli 2022 terdapat 3.572 kasus DBD di Kota Bandung.

Dari 3.572 kasus DBD sepanjang Januari sampai Juli 2022 di Kota Bandung tersebut, 7 orang diantaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Ada Pameran Inovasi Otomotif di Kiara Artha Park Kota Bandung

Menurut Pelaksana tugas (Plt) Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Bandung, dr. Intan Annisa Fatmawaty, rata-rata kasus kematian akibat DBD tersebut menyerang anak usia 1 sampai 9 tahun.

“Kasus kematian akibat DBD memang banyak menyerang anak usia 1 sampai 9 tahun. Tapi, kini di bulan Juli trend kasus DBD semakin menurun dibandingkan Januari,” tutur dr. Intan Annisa Fatmawaty dalam siaran pers Humas Pemkot Bandung, belum lama ini.

“Data yang kita lihat di Januari ini cukup tinggi. Biasanya kasus DBD muncul musim penghujan atau pancaroba. Makanya meningkat di akhir tahun sampai awal tahun,” sambung dia.

Baca Juga: Turnamen Sepak Bola Wanita Diharapkan Banyak Digelar di Kota Bandung

Kecamatan Buah Batu Paling Banyak Kasus DBD
Selain itu, sepanjang Januari sampai Juli 2022 tercatat Kecamatan Buahbatu menjadi daerah yang paling banyak ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Bandung.

Kondisi tersebut (daerah terbanyak kasus Demam Berdarah Dengue) secara umum karena daerah tersebut merupakan wilayah padat penduduk.

“Faktor lainnya, bisa jadi karena pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuknya atau PSN belum berjalan optimal di daerah tersebut,” kata dia.

“Bisa juga karena cakupan angka bebas jentiknya belum mencapai di atas 95 persen. Jadi, wilayah itu masih banyak ditemukan jentik,” sambung dia.

Baca Juga: Musim Pancaroba, 3 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat ini Justru Rawan Longsor hingga Banjir

PSN merupayan upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue diantaranya; seperti 3 M terdiri dari menguras, menutup, dan memanfaatkan barang daur ulang.

Halaman:

Editor: Fitri Rachmawati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menjelang Puasa, Ini Tips Dokter Gigi

Jumat, 10 Maret 2023 | 19:26 WIB

Makanan Wajib Bagi Penderita Diabetes

Rabu, 3 Agustus 2022 | 10:15 WIB

5 Ciri Kamu Sedang Mengalami Depresi

Senin, 1 Agustus 2022 | 10:55 WIB

Gejala Kolesterol Tinggi yang Patut Diwaspadai

Minggu, 10 Juli 2022 | 16:36 WIB
X