KESATU.CO- Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini menjadi salah satu akibat tingginya kematian akibat penyakit kardiovaskular atau PKV hingga jantung di Indonesia.
Hal ini disampaikan Guru besar Departemen Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia atau UI, Prof Dr dr Sukman Tulus Putra, belum lama ini.
Menurut Prof Dr dr Sukman Tulus Putra, selain rendahnya kesadaran masyarakat untuk deteksi dini. Intervensi pun menjadi salah satu faktor tingginya kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga jantung pada anak dan dewasa di Indonesia.
“Sekitar 90 juta anak termasuk dewasa di dalamnya berisiko terkena penyakit kardiovaskular hingga jantung karena mungkin akibat minimnya kesadaran untuk mendeteksi dan mengintervensi (pencegahan),” tutur Prof Dr dr Sukman Tulus Putra dalam siaran pers diterima KESATU.CO, Jakarta, Selasa, 12 Juli 2022.
Baca Juga: BMKG Imbau Masyarakat Pesisir Waspada terhadap Gelombang Tinggi 1,25 Sampai 6 Meter
Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan data WHO di Indonesia pada tahun 2016, 35 persen dari total jumlah kematian yakni, 1.863.000 diantaranya karena penyakit kardiovaskular hingga jantung, dan 12 persen karena kanker, sisanya karena penyakit tidak menular lainnya.
Mengingat masih tingginya angka kematian akibat PKV hingga jantung tersebut, maka diperlukan strategi dan langkah yang kongkrit untuk melakukan pencegahan penyakit kardiovaskular hingga jantung untuk anak atau dewasa dengan melibatkan semua sektor terkait.
Deteksi faktor risiko penyakit kardiovaskular dan jantung secara individual serta intervensi pada masa anak dan remaja merupakan strategi yang sangat penting untuk menurunkan risiko PKV pada usia anak hingga dewasa.
“Identifikasi dan intervensi terhadap faktor-faktor tersebut pada anak dan remaja merupakan upaya untuk mencegah dan menurunkan kejadian PKV termasuk penyakit jantung koroner,” jelas dia.
Baca Juga: Waspada Anak Sekolah hingga Dewasa Paling Berisiko Terkena Penyakit Kardiovaskular
Sehingga diperlukan strategi dan langkah yang kongkrit dengan melibatkan semua sektor terkait dari sektor kesehatan, pendidikan, organisasi profesi dan masyarakat itu sendiri,” kata dia.
Ia menambahkan, di 2030 PKV dan jantung diproyeksikan menjadi penyebab kematian utama dan terbanyak di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Penyakit kardiovaskular bakal menjadi penyebab kematian utama terbanyak di seluruh dunia termasuk Indonesia, dan negara lainnya yang umumnya berpenghasilan rendah dan menengah.
“Proyeksi kedepan akan terjadi kematian akibat kardiovaskular sebanyak 23 juta per tahun pada tahun 2030, dan akan menjadi penyebab kematian utama,” tambah dia.
“Saat ini terdapat sekitar 17 juta kematian per tahun akibat kardiovaskular, dan saat ini jumlah kematian karena penyakit kardiovaskular sudah diangka 31 persen dari seluruh total kematian di dunia,” sambung dia. ***
Artikel Terkait
Ramalan Zodiak Kesehatan 2 Juli 2022: Aries, Taurus dan Gemini
Ramalan Zodiak Kesehatan 2 Juli 2022: Cancer, Leo dan Virgo
Cara Menyimpan Daging dan Jeroan Aman dari Virus, Bakteri hingga Parasit
Tips dan Triks Makan Daging Tanpa Harus Khawatir dengan Kolestrol
Makan Daging Kurban Tanpa Takut Kolesterol Naik, Begini Tipsnya
Gejala Kolesterol Tinggi yang Patut Diwaspadai
Tips Menjaga Ketahan Tubuh Dimasa Pancarobah Saat Ini Dari Dokter Persib
Banyak Makan Daging Kolesterol Meninggi, Begini Tips Menurunkan Kolesterol
FK UI Sebut di 2030 Penyakit Kardiovaskular Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia
Waspada Anak Sekolah hingga Dewasa Paling Berisiko Terkena Penyakit Kardiovaskular