MENJADI viral setelah diulas makanannya oleh netijen bernama Ade Londok, odading 'Mang Oleh' kini semakin diserbu pembeli. Setiap harinya bahkan antrean mengular demi bisa mencicipi odading yang rasanya seperti 'iron man' tersebut.
Odading 'Mang Oleh' sebenarnya memiliki nama 'Cakweh & Odading Nusa Satu - Pak Soleh'. Berlokasi di Jalan Baranangsiang, tepatnya disamping Gedung Kesenian Rumentang Siang, gerobak biru yang menjajakan odading dan cakweh ini sudah jadi langganan warga Bandung.
Penjual 'Cakweh & Odading Nusa Satu - Pak Soleh', M Soleh mengatakan, sudah berjualan odading dan cakweh sejak tahun 1987. Baru di tahun 1990, dia menjajakan dagangannya di Jalan Baranangsiang.
Soleh mengaku, menjadi buah bibir di kalangan masyarakat dan warganet sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, 'Cakweh & Odading Nusa Satu - Pak Soleh' sudah pernah diulas oleh pakar kuliner Indonesia, (alm) Bondan Winarno.
"Dulu itu sudah pernah di review sama pak Bondan Winarno, kemudian ramai lagi. Waktu itu lebih dari ini ramainya, teh," kata Soleh di lokasi, Kamis (17/09/2020).
Karena rasanya yang lezat, 'Cakweh & Odading Nusa Satu - Pak Soleh' sudah jadi langganan perhotelan di Kota Bandung. Cakweh dan odading 'Mang Oleh' memiliki ukuran yang lebih besar dibanding lainnya. Tekstur adonan yang kenyal menghasilkan cakweh dan odading yang empuk dan gurih.
"Saya juga sudah lama jualan di sini dan pelanggannya bermacam-macam, seperti hotel," ungkapnya.
Setelah viral di media sosial, Soleh kini jadi kebanjiran pembeli. Soleh menerangkan, setiap hari dia harus menyiapkan sampai 100 kilogram adonan untuk cakweh dan odadingnya. Padahal hari biasa cuma 30 sampai 40 kilogram saja.
"Biasanya setiap hari cuma 30-40 kg adonan saja. Tapi sudah beberapa hari kebelakang langsung ramai lagi," imbuhnya.
Per buah odading dan cakweh 'Mang Oleh' dibanderol Rp 1.500. Soleh menggorengnya ketika ada pembeli datang supaya tetap hangat. Hanya saja kalau sekarang dia harus menggorengnya lebih awal.
Katanya, pembeli mulai datang dari pukul 10.00 WIB. Mereka rela antre panjang demi bisa mencicipi odading dan cakweh mang Oleh. Saking membludaknya pembeli, Soleh sampai menerjunkan sanak keluarga untuk membantunya berjualan.
Kini ada tujuh pegawai yang membantu Soleh jualan. Masing-masing punya tugas sendiri untuk mengatur pembeli agar tetap tertib dan jaga jarak.
"Cukup kewalahan tapi gak bisa saya lepas. Karyawan anak diterjunkan semua, biasanya cuma ber dua atau tiga. Hari ini saja 7 orang pegawainya," tandasnya. (sab)