BRIN Sebut Fenomena Astronomi Hujan Meteor Tak Bisa Dilihat di Wilayah yang Banyak Polusi Cahaya

- Minggu, 10 Juli 2022 | 11:43 WIB
Ilustrasi | Akan terjadi fenomena astronomi seperti hujan meteor yang diperkirakan terjadi pada pertengahan dan akhir bulan Juli 2022. (Pixabay/Dumitru Stoica)
Ilustrasi | Akan terjadi fenomena astronomi seperti hujan meteor yang diperkirakan terjadi pada pertengahan dan akhir bulan Juli 2022. (Pixabay/Dumitru Stoica)

KESATU.CO- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan, fenomena astronomi seperti hujan meteor dipastikan tidak bisa dilihat di wilayah yang banyak terkena polusi cahaya.

Peneliti Astronomi Pusat Riset Antariksa BRIN, Prof Thomas Djamaluddyn menjelaskan, untuk melihat fenomena astronomi seperti hujan meteor harus dalam kondisi cuaca cerah.

Selain itu, melihat fenomena astronomi hujan meteor harus dengan medan pandang ke langit tidak terhalang oleh gedung dan pohon, dan terutamanya harus jauh dari polusi cahaya.

Baca Juga: Dampak Fenomena Astronomi Supermoon dan Hujan Meteor yang akan Melintasi Langit Kota Bandung

Sehingga dipastikan akan sedikit sulit untuk mencari tempat yang pas untuk melihat fenomena astronomi hujan meteor, khususnya di perkotaan.

Salah satunya di Kota Bandung yang pada 29 Juli 2022 akan muncul fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.

“Ada 16 meteor per jamnya. Tapi, untuk melihat hujan meteor ini terdapat persyaratannya, karena Kota Bandung sudah terkena banyak polusi cahaya. Sehingga akan sedikit sulit untuk mencari tempat yang pas untuk melihat fenomena ini,” jelas dia dalam siaran pers Humas Pemkot Bandung, Sabtu, 9 Juli 2022.

“Tapi, kalau di daerah pinggiran Kota Bandung mungkin masih mudah untuk lihat. Asalkan kondisi sekitar itu gelap,” sambung dia.

Baca Juga: Fenomena Astronomi di Bulan Juli Bakal Melintasi Langit Kota Bandung, Apa Saja?

Untuk fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids yang akan terjadi pada 29 Juli 2022 bisa diamati mulai pukul 20.00 WIB sampai waktu subuh di langit Timur. Semakin malam, hujan meteor akan bergerak ke arah Selatan.

“Sebenarnya hujan meteor ini tidak banyak, tapi kadang ada meteor yang terang terlihat. Ini juga bisa menjadi daya tariknya,” kata dia.

Sedangkan untuk fenomena hujan meteor Delta-Aquariids akan tampak setelah tengah malam di langit Selatan.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, Waspada Potensi Angin Kencang di Wilayah Jawa Barat

Bedanya dengan Alpha-Capricornids, fenomena hujan meteor Delta-Aquariids tergolong hujan meteor yang agak kuat.

Prof Thomas Djamaluddyn menambahkan, berbeda dengan hujan meteor, fenomena supermoon cenderung bisa dilihat dengan mata telanjang. Meskipun demikian lebih baik dengan alat. Sehingga bisa dipotret dan dibandingkan dengan citra purnama yang biasa terjadi.

Halaman:

Editor: Fitri Rachmawati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Warning! Ini Rekor Suhu Terhangat di Antartika

Senin, 10 Februari 2020 | 06:42 WIB

Pemkot Sukabumi Miliki 1,5 Ton Pangan CPP

Rabu, 15 Januari 2020 | 14:35 WIB

Roket Riset India Menabrak Permukaan Bulan dengan Keras

Minggu, 29 September 2019 | 18:15 WIB

Tabrakan Pesawat ke Asteroid, Upaya NASA cs Amankan Bumi

Jumat, 20 September 2019 | 11:51 WIB

Soal Isu Megathurst, ini Tanggapan Presiden Jokowi

Senin, 5 Agustus 2019 | 01:30 WIB
X